Jadwal Ujian Nasional (UN) yang makin dekat kian membuat banyak pihak terutama siswa menjadi 'deg-degan' meskipun standar nilai kelulusan tahun ini masih sama seperti tahun lalu, yakni 5,5. Tapi kini UN dijadikan salah satu penilaian untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sehingga siswa harus lebih menggenjot nilainya agar dapat lolos.
Harusnya pendidikan menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, bukan menakutkan apalagi membuat stres. Tak sedikit kasus, siswa yang 'saking' stresnya menyiapkan UN justru ketika hari-H mengalami sakit dan tidak bisa ikut ujian.
Apapun jenisnya terlebih ujian akhir, seharusya bukan diposisikan sebagai ajang menggugurkan siswa. Negara Finlandia sudah cukup lama menerapkan aturan yang membebaskan siswanya memilih ujian mata pelajaran. Tes dan ujian yang dilakukan siswa justru menjadi alat evaluasi cara mengajar guru dan metode pendidikan.
Guru, sekolah dan pemerintahlah yang membutuhkan ujian sebagai bahan evaluasi pendidikan. Sementara siswa, mereka memiliki hak untuk menikmati pendidikan. Tidak perlu diseleksi apalagi 'digagalkan' dengan predikat tidak lulus UN. Siswa butuh untuk difasilitasi dan diarahkan bakat dan minatnya, bukan dipersulit dengan harus memilih jurusan IPA, atau ujian seleksi ke perguruan tinggi dengan syarat nilai tertentu dan biaya yang tinggi.
0 comments:
Post a Comment